sebuah makalah diskusi mingguan
by.Alisyahbana Fenetiruma,S.Pd.I
Konsep usaha Pembinaan dan Pengembangan generasi muda
melalui Gugus Depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di kampus Perguruan
Tingi, yang menyimpang dari aturan permainan yang berlaku adalah :
1.
sebagian dari golongan Pramuka
Penegak disatukan dengan sebagian dari golongan Pramuka Pandega (karena
berstatus mahasiswa).
2.
usia peserta didik golongan Pramuka
Pandega (model percobaan) berlangsung 4 tahun (usia 19 hinga 23 tahun).
3.
pentahan jenjang TKU Kepandegaan
(model percobaan) berlangsung 3 jenjang dengan masa tahap kedewasaan :
a.
MASA PERCOBAAN/ Probation Stage (2
bln) sebagai TAMU RACANA.
b.
MASA PERSIAPAN/ Preliminar Stage (6
bln) sebagai CALON RACANA.
c.
MASA LATIHAN/ Training Stage (12 bln
) sebagai PANDEGA MUDA.
d.
MASA PENDALAMAN/ Internalize Stage
(12 bln) sebagai PANDEGA MADYA.
e.
MASA PENGABDIAN/ Service Stage (12
bln) sebagai PANDEGA BAKTI
f.
MASA PENYELARASAN/ Harmonize Stage
(4 bln)
4.
masa pentahapan dihitung dengan
sistem semester (waktu di perguruan tinggi).
5.
penyesuaian dengan pelaksanaan Tri
Dharma Perguruan Tinggi diwujudkan dengan program kegiatan yang sesuai untuk
masa itu, misalnya
a.
masa LATIHAN – diisi kegiatan Dharma
I (Pendidikan & Ilmu Pengetahuan)
b.
masa PENDALAMAN – diisi kegiatan
Dharma II (Penelitian)
c.
masa PENGABDIAN – diisi kegiatan
Dharma III (Pengabdian pada Masyarakat)
Sikap dan penilaian para mahasiswa terhadap Gerakan
Pramuka kurang menggembirakan. Alasannya adalah kesan tidak enaknya saat mereka
berPramuka disekolah menengah tingkat atas, yaitu diharuskan berseragam Pramuka
ke sekolah, tetapi kurang menerima pembinaan dan melakukan kegiatan yang
menarik hati dari/ dengan bimbingan guru-guru/ pembinanya. Dan juga kadar
materi yang didapat sangat tergantung dari kemampuan kepemimpinan dan jumlah
pengetahuan pembinanya, belum cara pencapaian tingkat kecakapan yang
berbeda-beda dan tidak sedikit menyalahi ketentuan, hal-hal inilah yang
menyebabkan masalah dalam menyamakan pengetahuan permulaan di kepandegaan.
Mengenai kepandegaan sendiri, kita semua tidak pernah
menempatkan golongan itu sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan wajar,
dibandingkan dengan golongan-golongan sebelumnya. Sampai-sampai biasa ditulis
T/D, yang berarti seolah-olah D (= kepandegaan) adalah embel-embel dari T
(=kepenegakan). Belum lagi tingkat kecakapan Pembina Mahir golongan Pandega
tidak ada.
Kalau kepandegaan hanya mirip kepenegakan dan begitu
saja disajikan untuk mahasiswa, lebih baik tidak ada satuan Pramuka di kampus
perguruan tinggi. Kalau begitu sebaiknya untuk apa Gerakan Pramuka di adakan di
kampus perguruan tinggi? Maksud dan tujuan didirikan Gugus Depan Pramuka di
kampus yang utama adalah sebagai tempat persemaian kader-kader pembina Pramuka
di masa mendatang (walaupun hal ini dikatakan gagal oleh Kak Koesnadi pada
suatu kesempatan). Tetapi ada manfaat lain, yaitu :
a.
melibatkan anggota-anggotanya dalam
pengembangan Gerakan Pramuka dan untuk kepentingan usaha-usaha pembangunan di
berbagai segi kehidupan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b.
lebih banyak mahasiswa akan terbina
dalam segi watak dan kepribadiannya, sehingga mereka tidak akan mudah terseret
arus kelompok mahasiswa yang sering mengajak untuk melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan negatif dan tidak berguna, yang merugikan citra positif dan
nama baik perguruan tingginya.
Bentuk pendidikan Pramuka Pandega di kampus cukup unik
dan khas, karena merupakan gabungan dari pendidikan kader pembina dan wadah
gerakan pemuda. Sebagai konsekuansi logis Gugus Depan Pramuka di kampus harus
lebih berbobot dibandingkan dengan satuan golongan pandega di luar kampus.
Anggota-anggotanya harus memiliki kecakapan Instruktur Muda sebagai hasil dari Bina Satuan dan memiliki TKK yang cukup berbobot dan berefek sosial, hasil dari usaha Bina Diri mereka, dan agar mampu melakukan usaha Bina Masyarakat dan esejahteraan. Pengembangan Gugus Depan Pramuka di perguruan tinggi hanya dapat berhasil bila mendapat perhatian dan bantuan yang memadai dari pimpinan perguruan tinggi dalam bentuk moril, sarana/fasilitas, akan menghasilkan kader-kader pembina yang berkualitas.
Anggota-anggotanya harus memiliki kecakapan Instruktur Muda sebagai hasil dari Bina Satuan dan memiliki TKK yang cukup berbobot dan berefek sosial, hasil dari usaha Bina Diri mereka, dan agar mampu melakukan usaha Bina Masyarakat dan esejahteraan. Pengembangan Gugus Depan Pramuka di perguruan tinggi hanya dapat berhasil bila mendapat perhatian dan bantuan yang memadai dari pimpinan perguruan tinggi dalam bentuk moril, sarana/fasilitas, akan menghasilkan kader-kader pembina yang berkualitas.