Ratna Nurliani |
Alhamdulillah, puji
syukur kehadirat Allah SWT yang mana dengan limpahan rahmat, karunia dan
hidayahnya kami dapat melakukan perjalanan ke Batam provinsi Kepulauan Riau,
Serta thanks to Baginda
Rasul Muhammad SAW, yang telah memberikan tuntunan kepada kami tuk menuju jalan
yang benar,
Dan terima kasih pula
kepada Racana Pangeran Antasari-Dewi Saranti-sebuah gubuk indah-yang telah
memberikan kepercayaannya kepada kami untuk mewakili teman-teman yang lain
mengikuti PWN XI Batam yang penuh dengan keberkahan..
Dan tak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada Kakak-kakak yang telah memberikan sumbangan moril
maupun materiil dalam menyukseskan PWN XI Btam ini..
Terima kasih, terima
kasih dan terima kasih…
Bismillahirahmanirrahim…….
Perkemahan Wirakarya adalah perkemahan yang dilaksanakan
oleh pramuka setingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia yang bertujuan untuk
memberikan karya/konstributi nyata kepada masyarakat bahwa pramuka Pandega(setingkat Perguruan
Tinggi) lebih mengedepankan aspek social kemasyarakatan, dan PW ini juga ajang
untuk memperat tali silaturahmi antar pramuka Perguruan tinggi dalam hal ini
Dewan Racana. Di sinilah para anggota dewan racana berkumpul, saling tukar
informasi dan ilmu pengetahuan mengenai racana masing-masing yang tentunnya ada
perbedaan-perbedaan antara racana di daerah satu dan daerah lainnya. Inilah
saatnya belajar.
Untuk PWN XI Batam ini sendiri digabung dengan Perkemahan
Pramuka Santri Nusantara(PPSN) dengan satu wilayah yang sama yaitu Bumi
Perkemahan Raja Ali Kelana, tapi kegiatan yang berbeda. Memang tujuan awal digabungkannya
dua Agenda besar Kemenag ini untuk mensinkronkan kegiatan pramuka perguruan
tinggi agama islam dan pramuka yang ada di lingkungan pondok pessantren, agar
dua lembaga yang sama-sama dibawah naungan Kemenag ini bisa berjalan
berdampingan. Tapi kenyataannya, kegiatan Perkemahan Pramuka Pendidikan Islam
(MAKADIS) ini-PPSN dan PW- lebih menonjolkan kegiatan PPSNnya, dan memang
peserta Makadis ini mayoritas dari PPSn yang terdiri dari sekitar 8.000 orang,
sangat jauh perbedaannya dibandingkan dengan peserta PW yabng hanya 600 orang.
Tidaklah heran kepanitiaan MAKADIS lebih menekankan kegiatan PPSN dan PW
terabaikan. Itulah yang saya rasakan.
Sangga Kerja PWN XI Batam di handle oleh Perguruan Tinggi STAI Ibnu Sina, walaupun semua technis
dan keputusan-keputusan dikomando oleh panitia pusat(Kemenag), panitia local
tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Menurut panitia, mereka hanya mempunyai
waktu 20 hari untuk menyiapkan technis kegiatan PW ini. Tidak heran hasilnyapun
sangat tidak maksimal. Saya sendiri secara pribadi sedikit kecewa dengan
kegiatan PW ini, karena ajang Nasional ini seharusnya diisi dengan kegiatan
yang memang harus terencana dengan baik dan hasilnya pun akan baik pula. Dimanual,
kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Bakti, Wisata, Lomba, Seminar dan Seni
budaya nusantara. Seminar ditiadakan, bakti hanya dilaksanakan 2 hari dan tidak
semua peserta bisa mengikutinya dan untuk seni budaya fasilitas yang diberikan
(panggung) sangat tidak memungkinkan untuk kegiatan Nasional. Walhasil,
panggung sempat pindah tiga kali demi mencari tempat yang lebih baik.
Diluar dari kegiatan PWN XI yang serba kekurangan itu,
kami (khususnya) saya tetap bersyukur dapat ikut serta di kegiatan ini, paling
tidak kami mempunyai saudara baru, saudara-saudara dari daerah lain. Karena
kami mempunyai banyak sekali waktu luang, waktu kami diisi dengan
bersilaturahmi ke tenda-tenda kontingen lain, banyak yang di sharingkan, antara lain Racana masing-masing,
adat budaya daerah masing-masing, bahasa, makanan, dsb. Pada intinya, saya
bangga menjadi warga Negara Indonesia yang mempunyai banyak ragam budaya dari
Sabang sampai Merauke.
Cerita mengenai kota Batam sendiri, Kota ini merupakan
salah satu kota Madya yang ada di provinsi Kepulauan Riau, kota ini adalah kota
industry dan perdagangan. Mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian
sebagai karyawan di perusahaan-perusahaan. Ada kurang lebih 1.700 perusahaan
yang beroperasi di pulau Batam ini, satu perusahaan mempunyai kurang lebig
5.000 karyawan, dan mayoritas karyawannya adalah perempuan. Kira-kira 200:1
banyak karyawan perempuan dari pada laki-laki. Pulau Batam ini berbatasan
langsung dengan Negara Singapura, dari salah satu pantai (lupa namanya) kita
dapat melihat langsung pemandangan gedung-gedung yang ada di Singapura. Dengan
menggunakan kapal fery, kita dapat menempuh perjalanan sekitar 45 menit untuk
menyebrang ke Singapura dengan biaya sekitar 250 ribu rupiah. Walaupun dekat,
tidak mudah untuk pergi ke Negara tetangga tersebut, perlu administrasi yang
standar seperti passport dsb untuk berkunjung ke Negri kecil itu.
Huph,, at all..hanya inilah yang bisa saya sharingkan lewat tulisan. Maklum,
kemampuan menulisnya sangat minim..hoho
Terima kasih atas
semuanya, dan mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dihati
Kakak-kakak sekalian, inilah saya, apa adanya..
Wassalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh….
Banjarmasin,
Kamis, 19 Juli 2012 M
29
Sya’ban 1433 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar